Kamis, 17 Desember 2009

Kucingku adalah dedeku

Semenjak kecil hingga sekarang suka banget sama kucing. Awal mulanya di daerah rumahku sering datang kucing-kucing kecil, entah dari mana. Merasa kasihan dan melihat sosoknya yang lucu, aku pelihara aja. Aku kasih makan, buatin tempat tidur, tempat tidurnya itu aku buat dari kardus bekas terus dikasih potongan kain-kain bekas sampah konveksi. Kebetulan dekat rumah banyak Home Industry. Semakin hari kucing-kucing itu tumbuh besar. jadi keterusan deh setiap ada kucing nyasar ke rumah pasti aku pelihara baik betina maupun jantan terus aku kasih nama satu persatu, terkadang aku mandiin, aku didik juga. Yach, meskipun dididiknya ngga seperti hewan-hewan sirkus, tapi mereka cukup pintar loch! aku ajarain jangan mencuri makanan, jangan buang kotoran sembarangan. ketika SD, setiap pulang sekolah, aku kan suka tidur di teras rumah yang lumayan besar dan ada tempat asik untuk tidur, aku sering banget tidur disitu karena terasnya ada taman kecil dipenuhi tanaman dan di depan pagar rumah ada pohon-pohon jadi sejuk, banyak angin sepoi-sepoi, kucing-kucing aku itu pada ikut tidur. sampai aku dijuluki ratu kucing karena kucing-kucingku nurut semua sama aku. Saking sukanya sama kucing, mereka aku anggap seperti adikku sendiri, hehee.., selai itu, aku sering ajak mereka main, ajak ngobrol kadang pakai bahasa kucing kadang bahasa manusia dan menurut perasaanku mereka ngerti apa yang aku bicarain. contohnya aja kalo mereka buat salah pasti aku marahi, sabetin terus mereka ngga ngelakuian lagi loch kesalahannya. Nama-nama kucing yang pernah ku pelihara adalah Manis, Pusie, Manis buta, Manis india, Putih, Kuning, Ningkung, Pupus, Lusie, Cingkrang, Koniq, Kussen, Irieke, dan yang sekarang Yuki. Semua kucing yang pernah ku pelihara pintar-pintar termasuk Yuki ini loh, kalo pipis sama ee di WC, makannya aja bisa 4 s.d. 5x makanya gendut seperti Garefield, aku gemes banget sama dia. Biasanya kalo aku lagi stress, aku main sama kucing aku.

sejarah pendidikan

Perjalanan pendidikanku mulai dari SD sampai dengan sekarang bisa dibilang ngga terlalu mulus. coba bayangkan waktu SD pernah ngga naik kelas karena sakit demam berdarah dan tipes. Sewaktu itu, sakit demam berdarah dan tipesnya udah parah karena bintik-bintik merah dibadan udah muncul banyak ditambah lagi jadi ngga bisa jalan. Maka dari itu harus dirawat di Rumah Sakit Sumber Waras selama tiga bulan padahal seminggu kemudian ujian kenaikan kelas. Akhirnya ngga ikut ujian terus ngga naik dech. Semua teman-teman yang awalnya sekelas malah jadi kaka kelas. Kata ayah sebenarnya dinaikkan sama guru-guru karena menurut mereka kalo dilihat nilai raporku pada caturwulan satu dan dua aku dapat peringkat dua jadi sebenarnya mampu, tapi ayah menolak. Setelah lulus kemudian diterima di SLTP Negeri 89 selama tiga tahun perjalanan sekolah ngga ada masalah, tetapi ketika masuk SMU Negeri 25 aku terkena penakit yang dinamakan spasmofilia hingga harus dirawat lagi di Rumah Sakit yang sama selama satu bulan dan waktu itu seminggu kemudiannya ujian kenaikan kelas, terpaksa deh ngga ikut ujian lagi. Padahal setelah keluar dari rumah sakit aku langsung mendatangi guru mata pelajaran masing-masing untuk minta ujian susulan, tapi.. yach! mereka malah sibuk ngurus perpisahan kelas tiga. besok-besoknya aku coba lagi, tapi tetap aja guru-guruku ngga nolong akhirnya aku pasrah dan ngga naik lagi. awal mula sebelum di rawat setiap hari senin selama seminggu berturut-turut pingsan dan sampai puncaknya ketika malam hari kejang-kejang dahsyat hingga badan dingin, nafas sesak ya udah orangtuaku langsung bawa ke Sumber Waras. Kemudian ayah minta agar aku pindah sekolah yang dekat rumah, sekolah itu adalah skolah kejuruan akuntansi. tiga tahun kemudian tibalah saat-saat kelulusan kelas. aku lulus dengan nilai yang membanggakan. Setelah lulus ngga lama aku udah dapat kerja, diterima bekerja di Matahari Departemen Store selama tujuh bulan sempat break sampai pendaftaran mahasiswa baru terus sempat kerja lagi di Restaurant Gomei Hongkong selama satu bulan sebelum masuk kuliah di Universitas Gunadarma. Ketika semester satu di gunadarma tepatnya saat ujian tengah semester matakuliah pendidikan agama islam, saat ujian hari yang terakhir, pagi harinya berangkat ke depok naik kereta, di kereta itu aku berniat mau baca-baca lagi buku agamanya waktu buka bukunya tiba-tiba ada selembaran kertas terbang keluar pintu kereta ternyata itu KRS ku, aku lupa tadi malam aku slipin di buku. Ya udah di izinin ikut ujian, tapi besoknya aku lupa lapor lagi sampai pembagian DNS, ugh....! ngulang matakuliah. Kemudian di semester tiga, lagi-lagi semester ganjil ini aku harus ngulang matakuliah hiks..hiks, matakuliah Bank dan Lembaga Keuangan karena magh aku kambuh selama di kereta benar-benar mau pingsan ditambah pakai acara trouble lagi keretanya. Lalu di semester lima....pula! kayaknya aku mesti buat sebuah film yang judulnya "Kisah Sedih di Semester Ganjil" karena aku ngulang lagi. keretanya trouble saat UjianTengah Semester matakuliah Riset Operasional. masuk ujian jam 08:30, naik kereta jam 06:30, keretanya trouble berhenti di tengah-tengah sebelum stasiun Tanah Abang. Mau turun ngga tau jalan, waktu aku bela-belain turun karena liat waktu udah mepet dan takut telat ech! keretanya jalan. Aku dah putus asa bangat akhirnya minta jemput dan pulang sampe rumah nangis ngga henti-henti. Aku merasa peraturan kampus yang satu ini sangat berat karena ngga ada ujian susulan kecuali di offname.