MODEL PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI
MODEL PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA INDUSTRI PENYIARAN TELEVISI DENGAN PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY DAN BALANCED SCORECARD
Abstrak
Semakin tingginya persaingan perusahaan media penyiaran di Indonesia saat ini, khususnya televisi, memunculkan kebutuhan strategi bisnis untuk bertahan. Hampir semua media penyiaran memanfaatkan TI dalam kegiatan operasionalnya. Akan tetapi kemampuan perencanaan, pengelolaan dan implementasi SI/TI yang dikaitkan dengan strategi bisnis perusahaan masih kurang diterapkan. Hal ini terlihat dari output program siaran dari setiap stasiun TV memilik corak dan ragam yang sama. Diferensiasi dan inovasi produk tidak muncul dimana antara satu stasiun dengan stasiun lainnya menghasilkan produk yang serupa tapi tak sama. Padahal audien mereka terdiri dari berbagai lapisan, budaya dan latar belakang sosial, yang pasti mempunyai selera yang berbeda dan ini merupakan peluang yang perlu digarap lebih cermat. Perencanaan Strategis Sistem Informasi kini merupakan salah satu kunci dalam pencapaian sasaran perusahaan, karena harus selaras dengan strategi bisnis yang dijalankan. Perencanaan Strategis Sistem Informasi yang akan dibahas dalam kajian ini adalah menggunakan strategi bisnis Blue Ocean Strategy (BOS) diintegrasikan dengan Balanced Scorecard (BSC). Dengan sifat-sifat pada BOS dan BSC, ini menjawab kebutuhan Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada industri media televisi yang berkarakteristik dinamis, inovatif, dan tingkat persaingan tinggi dengan hasil pencapaian yang terukur dan komprehensif. ini di implementasikan dalam PSSI TV Anak Space Toon. Hasil kajian menunjukkan sebuah PSSI industri penyiaran TV yang selaras dengan strategi bisnisnya. Komponen-komponen industri penyiaran yang tertangkap dalam kurva nilai BOS dipetakan kedalam 4 perspektif BSC, yaitu persepektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Hasil pemetaan ini selanjutnya mengelaborasi kebutuhan SI/TI sejalan dengan strategi bisnis BOS menggunakan empat perspektif BSC. Kebutuhan SI/TI yang muncul kemudian di inventarisir untuk dijalankan sesuai dengan manajemen strategis SI/TI-nya.
Kata kunci : Blue Ocean Strategy (BOS), Balanced Scorecard (BSC)
1. PENDAHULUAN
Ward dan Pepard dalam bukunya Strategic Planning for Information System mengatakan, untuk mendukung strategi bisnis sebuah perusahaan diperlukan suatu strategi Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (IT) [12]. Dalam beberapa dekade belakangan ini dengan kemajuan TI, para pelaku bisnis di bidang media masa khususnya elektronik banyak mengalami perubahan. Efisiensi dan efektivitas kerja sangat dirasakan pengaruhnya terutama perangkat editor audio dan video berbasis komputer menggantikan mesin analog. Dengan harga memori yang cenderung menurun dan kecepatan komputer terus meningkat disertai oleh kapasitas penyimpanan data semakin besar serta ditemukannya teknologi kompresi file audio dan video yang semakin baik, maka TI sangat feasible dan reliable untuk diimplementasikan.
Dengan banyaknya stasiun baru menimbulkan tingginya tingkat persaingan target pendengar dan pengiklan antar industri penyiaran. Bisnis penyiaran memiliki karakteristik yang khas, dua target bisnis sekaligus menjadi sasaran yang harus tercapai yaitu target mencapai jumlah pendengar sebesar-besarnya dan target pendapatan yang didapatkan dari belanja iklan oleh pemasang iklan. Tetapi semakin banyak iklan dipasang semakin kontraproduktif terhadap usaha menjaring pangsa pendengar.
Dengan problematik yang dihadapi dalam bisnis industri penyiaran ini peran perencanaan strategis sistem informasi menjadi penting dan menentukan keberhasilan bisnis perusahaan. Dengan perencanaan strategi SI/TI diharapkan memberikan arahan, dan konsentrasi pada usahanya agar mencapai target. Berlatar belakang hal tersebut kajian ini dilakukan untuk menghasilkan suatu perencanaan strategis sistem informasi bagi industri penyiaranTelevisi.
2. METODOLOGI
Langkah-langkah penelitian dimulai dengan pencarian Business strategy yang cocok dengan karakteristik industri penyiaran hingga menemukan tools yang tepat untuk mendapatkan formula IS/IT strategy.
Kemudian analisa PEST digunakan untuk menganalisis lingkungan luar yang mempengaruhi kegiatan bisnis dilihat dari aspek politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Dari analisis PEST didapatkan formula yang cocok digunakan dengan kondisi industri media penyiaran saat ini yaitu Blue Ocean Strategy (BOS).Sedangkan untuk mendapatkan formulasi IS/IT digunakan tools Balanced Scorecard (BOS). Metode formulasi IS/IT yang align dengan BOS ini merupakan sesuatu yang baru untuk menjelaskan formulasi IS/IT strategy align dengan formulasi bisnis BOS. Gambar 1 memperlihatkan langkah-langkah formulasi IS/IT Strategy dengan BOS dan BSC hingga mencapai IS/IT Portfolio.
3. LANDASAN TEORI
Kajian ini berlandaskan teori-teori yang berhubungan dengan obyek kajian. Selain menggunakan teori dan teknik perencanaan strategis sistem informasi, dalam kajian ini juga di ambil teori-teori bidang ilmu komunikasi sebagai landasan ilmu dari bidang industri penyiaran. Manfaat dari teori-teori tersebut dalam kajian ini untuk mempermudah dalam memahami karakteristik dari industri penyiaran. Sementara BOS dan BSC sebagai inti dari pemodelan Perencanaan Strategis Sistem Informasi ini, menampung apa saja yang menjadi faktor penentu dalam industri ini.
Blue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy (BOS), yang ditulis oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne adalah bagian dari proses strategi bisnis. Dari segi definisi BOS adalah strategi bisnis yang menerapkan penguasaan ruang pasar yang tidak diperebutkan (uncontested market space) sehingga membuat persaingan menjadi tidak relevan [9]. Pasar yang tidak diperebutkan tersebut dianalogikan sebagai Blue Ocean (Samudera Biru) dimana suatu organisasi bermain sendirian tanpa ada pesaing. Sebaliknya kondisi dimana ruang pasar saling diperebutkan oleh berbagai pihak dengan cara apapun seakan-akan sampai berdarah-darah, maka kondisi ini dianalogikan sebagai Red Ocean atau Samudera Merah.
Pendekatan BOS menekankan pada kesetaraan antara nilai dan inovasi. Perpaduan antara inovasi dan nilai menghendaki adanya cara-cara yang dilakukan untuk memberikan manfaat kepada konsumen dan perusahaan. Pada gambar 2 berikut ini menjelaskan inovasi nilai yang diciptakan dengan menekan biaya dan meningkatkan nilai bagi konsumen.Pendekatan yang sistematis yang dirancang oleh Kim dan Mauborgne dalam membuat Blue Ocean Strategy secara garis besar terdiri dari enam prinsip strategi yang terkelompok dalam dua prinsip yaitu Prinsip Perumusan dan Prinsip Pelaksanaan.
3.1.1 Prinsip Perumusan
1. Merekonstruksi batasan-batasan pasar. Caranya dengan melakukan kerangka kerja “six path” yaitu:
a. Mencermati industri-industri alternatif.
b. Mencermati kelompok-kelompok strategis dalam industri.
c. Mencermati rantai pembeli.
d. Mencermati Penawaran Produk dan Jasa Pelengkap.
e. Mencermati daya tarik emosional atau fungsional bagi pembeli.
f. Mencermati waktu.
g. Fokus pada gambaran besar bukan pada angka.
2. Menjangkau melampaui permintaan yang ada.
3. Melakukan rangkaian strategis dengan tepat dengan melakukan urutan sebagai berikut:
a. Utilitas, sejauh mana produk memiliki utilitas atau kemanfaatan bagi konsumennya.
b. Harga. Yaitu menerapkan harga strategis yang tepat sehingga menarik massa pembeli sehingga mereka mempunyai kemampuan membeli produk yang ditawarkan.
c. Biaya. Apakah perusahaan bisa mencapai biaya sasaran sehingga perusahaan bisa mendapatakan keuntungan pada level harga yang strategis.
d. Pengadopsian. Apakah ada rintangan atau hambatan dalam pengadopsian ide.
3.1.2 Prinsip Eksekusi atau Pelaksanaan
1. Mengatasi hambatan-hambatan utama dalam organisasi.
2. Mengintegrasikan Eksekusi ke dalam Strategi. Organisasi harus mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi sejak awal.
3.1.3 Tools dan Kerangka kerja
Pada saat merumuskan dan menjalankan BOS digunakan kerangka kerja dan tools. Beberapa tools dan kerangka kerja tersebut adalah:
1. Kanvas Strategi. Gambar 3 dibawah ini adalah contoh sebuah kanvas strategi industri penerbangan, yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam industri penerbangan.
2. Kerangka Kerja 4 langkah. Dalam usaha menciptakan inovasi, nilai dapat diterjemahkan dengan efisiensi biaya produksi dan menciptakan nilai lebih bagi konsumen.
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard pertama kali dipublikasikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1992 dalam sebuah artikel berjudul “Balanced Scorecard – Measures That Drive Performance.” Balanced Scorecard pada awal diperkenalkan adalah merupakan suatu sistem manajemen penilaian dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Kaplan dan Norton telah memperkenalkan Balanced Scorecard pada tingkat organisasi enterprise. Prinsip dasar dari Balanced Scorecard ini adalah titik pandang penilaian sebuah perusahaan hendaknya tidak hanya dilihat dari segi finansial saja tetapi juga harus ditambahkan dengan ukuran-ukuran dari perspektif lainnya seperti tingkat kepuasan kustomer, proses internal dan kemampuan melakukan inovasi.
Menurut Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard didefinisikan sebagai berikut:
“…a set of measure that’s gives top managers a fast but comprehensive view of the business, includes financial measures that tell the results of actions already taken, complements the financial measures with operational measures on customer satisfaction, internal process and the organization’s innovation and improvements activities – operational measures that are the drivers of future financial performance.” [8]
Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang dan menghasilkan proses manajemen seperti:
1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi.
2. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis.
3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.
Matriks Portofolio
McFarlan dan McKenney (1983) mengemukakan sebuah untuk mengkategorikan sistem informasi kedalam empat golongan yaitu pendukung (support), High Potential, Key Operational dan Strategic.
1. Strategic
Sistem informasi yang kritis untuk bisnis dan kesuksesan mendatang.
2. Key Operational
Sistem informasi yang penting untuk mendukung kelangsungan bisnis saat ini dan harus selalu dijaga keefektifannya.
3. Support
Membantu meningkatkan efisiensi proses bisnis dan efektivitas manajemen, namun tidak kritis bagi bisnis.
4. High Potential
Sistem informasi yang terwujud dari inovasi-inovasi baru dan sangat potensial mencapai keunggulan kompetitif.
4. ANALISA
Analisa Blue Ocean Strategy
Menentukan business strategy dalam lingkungan yang sarat perubahan harus menciptakan inovasi yang harus mempertimbangkan tiga hal: who, what dan how [1]. Who adalah siapa, yaitu sasaran segmentasi yang sesungguhnya ingin di capai, What adalah value apa yang akan diberikan dengan inovasi tersebut, dan How adalah bagaimana caranya menciptakan inovasi tersebut. Blue Ocean Strategy (BOS) adalah sebuah proses management strategic yang mampu mengubah paradigma pelaku bisnis dalam menghadapi persaingan. BOS adalah mengenai bagaimana menguasai ruang pasar yang tidak diperebutkan sehingga dengan demikian persaingan menjadi tidak relevan. Pasar yang bebas dari kompetisi ini disebut sebagai Blue Ocean atau samudera biru sementara yang sarat dengan persaingan adalah Red Ocean. [9]
Kajian ini menitikberatkan pada Blue Ocean Strategy karena strategi ini menyeimbangkan value antara customer dan keuntungan perusahaan yang diakomodasi dalam strategi bisnis. Yang ingin ditekankan adalah apa yang dibutuhkan oleh industri penyiaran adalah inovasi yang menciptakan value, bukan inovasi saja dan keluar dari persaingan tetapi lebih dari itu, bagaimana menciptakan value bagi konsumen industri ini yang tidak didapatkan dari pesaing. Selain itu juga untuk mempertimbangkan keberlangsungan bisnis penyiaran dalam jangka panjang, inovasi dan value yang diciptakan harus mempertimbangkan faktor economic dan provitable. Artinya pelaku bisnis harus sangat mempertimbangkan inovasi yang dilakukan yaitu berapa biaya yang di keluarkan harus feasible secara ekonomis dan mampu menghasilkan keuntungan jangka panjang. Berikut ini gambar yang menjelaskan hubungan antara inovasi dan tingkat permintaan.
Komponen BOS Mempengaruhi Industri Penyiaran
Dengan digunakannya Blue Ocean Strategy dalam industri penyiaran ini dan melihat kondisi persaingan penyiaran televisi di Indonesia saat ini, berikut ini adalahfaktor-faktor yang mempengaruhi persaingan industri penyiaran Televisi di Indonesia:
1. Faktor Rating, adalah sejumlah angka penilaian yang dihasilkan berupa peringkat berdasarkan banyaknya audien yang mampu dicapai oleh sebuah stasiun televisi.
2. Jangkauan siaran. Jangkauan siaran berdasarkan lingkup daerah siaran adalah siaran lokal dan siaran nasional serta siaran jaringan.
3. Segmentasi Audien. Adalah sasaran audien yang ingin dicapai oleh sebuah televisi dapat didasarkan pada pengelompokan audien berdasarkan: Gender (Pria/wanita), Umur (Anak-anak, Remaja dan Dewasa), Strata Sosial Ekonomi, serta Program (Informasi/Berita, Hiburan, Pendidikan).
4. Harga Iklan berdasarkan jumlah audien biasanya ditemukan berapa harga per-audien. Misalnya sebuah acara berbiaya 20 juta rupiah mendapatkan jumlah penonton sebanyak 200.000 audien maka biaya per-audien yang dihasilkan adalah 1000 per-audien.
5. Tingkat Efisiensi dan Efektivitas iklan. Pihak pemasang iklan akan memperhitungkan tingkat efisiensi dan efektivitas iklan yang dipasangnya.
6. Program acara yang menarik bagi penonton. Disini dituntut tingkat kreativitas perancang program siaran sehingga penonton merasa terpenuhi dan terpuaskan dengan rancangan acara yang disajikan dan penonton akan loyal mengikuti acara selanjutnya.
7. Pengelompokkan stasiun-stasiun televisi. Saat ini beberapa televisi melakukan pengelompokan (grouping) karena take-over (pengambil-alihan kepemilikan) maupun hubungan partnership (kemitraan), maupun pengelompokkan jaringan tv lokal. Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memperkuat daya saing, dan meningkatkan efisiensi perusahaan.
Berdasarkan kondisi tingkat persaingan pada industri penyiaran di Indonesia, untuk menerapkan Blue Ocean Strategy perlu dilakukan langkah-langkah strategis untuk berpindah dari kondisi Samudera Merah ke Samudera Biru. Karena itu membuat sebuah kanvas strategi dilakukan kerangkah kerja 4 langkah menuju Blue Ocean Strategy yaitu:
Hapuskan:
- Program Acara yang tidak cocok dengan target audien.
- Menghapuskan sistem harga iklan berdasarkan rating.
- Pemasangan iklan yang tidak sesuai segmen (mubazir).
Ciptakan:
- Index tingkat keberhasilan iklan berdasarkan kondisi pasar produk lokal sesuai target audien.
- Inhouse Researcht and Development yang memadukan antara research program dan research pasar untuk menilai tingkat keberhasilan beriklan.
- Sistem Informasi Audience Forecast yang dapat memprediksikan tingkat kecenderungan audien dengan berbagai kondisi yang mempengaruhinya.
- Melangkah kepada Stasiun Televisi Digital.
Kurangi:
- Mengurangi tingkat ketergantungan rating oleh perusahaan pemeringkat.
- Mengurangi produksi acara yang telah terduplikasi di stasiun lain.
- Siaran Nasional dikurangi dan lebih menciptakan program-program bermuatan lokal.
- Iklan pada acara favorit dengan sistem quota iklan.
Tingkatkan:
- Hubungan dengan production house dan tv lokal untuk membentuk jaringan dan menciptakan virtual integration.
- Meningkatkan Peran Departemen Research and Development untuk meningkatkan inovasi-inovasi yang berkesinambungan serta pengontrolan kualitas program.
- Kerjasama dengan perusahaan-perusahan retail untuk mendapatkan data dampak iklan terhadap pemasaran produk secara langsung.
Analisa Perencanaan Strategis SI/TI Industri Penyiaran
Pemetaan BOS kepada BSC
Untuk menyelaraskan antara IS/IT strategy dengan Business strategy perlu dipahami terlebih dahulu hubungan antara keduanya dalam industri penyiaran. Dalam konteks industri penyiaran, informasi sangat penting peranannya dalam menentukan tren dan arah kebijakan penyiaran. Karena industri jasa penyiaran banyak dipengaruhi sekali oleh kegandrungan dan kekinian (tren and up to date). Karena itu IS/IT strategy bukan hanya sebagai bagian pendukung saja tetap juga berfungsi sebagai penentu kebijakan.
IS/IT strategy dalam industri penyiaran juga di-drive secara langsung oleh business strategy. IS/IT strategy diharapkan mampu menspesifikasikan informasi-informasi apa yang dibutuhkan untuk merealisasikan business strategy dalam mencapai tujuan bisnisnya. Pada tahapan ini dianalisis perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi industri penyiaran berdasarkan analisis bisnis strategi-nya dengan berbasiskan metode Balanced Scorecard.
Pertama kali strategi bisnis samudera biru di petakan kepada strategi bisnis Balanced scorecard. Adapun tujuan dari pemetaan ini untuk mendapatkan perspektif yang lebih jelas dari perspektif finansial, pelanggan, intenal bisnis serta pertumbuhan dan pembelajaran. Karena hasilnya dipetakan menjadi empat perspektif akan memberikan gambaran yang lebih jelas saat dilanjutkan dengan pemetaan Balanced Scorecard. Pemetaan-pemetaan ini akan mengarahkan kepada kebutuhan sistem informasi dan teknologi informasi akibat strategy bisnis yang telah disusun. Berikut ini table yang menjelaskan pemetaan BOS ke BSC.
Perspektif Finansial terhadap Komponen BOS:
• Dengan penetapan harga iklan yang kompetitif dalam jangka panjang meningkatkan potensi pendapatan iklan.
• Dengan adanya iklan lokal yang lebih adaptif maka potensi pemasang iklan lokal akan terserap dan akan memberikan pemasukan secara finansial.
• Dengan adanya virtual integration maka market akan semakin luas dan secara finansial meningkatkan potensi pendapatan.
• Penerapan Ad-impact index secara real akan meningkatkan pendapatan disebabkan rate card ikut naik bila indeks ad-impact sebuah product iklan naik.
Perspektif Customer terhadap Komponen BOS
• Dengan menetapkan segmentasi pada BOS TV maka customer audience yang menjadi target akan menciptakan loyalitas yang tinggi. Dari segi pemasang iklan akan menguntungkan karena target pasarnya sesuai berarti iklan yang dipasang akan efektif.
• Dengan adanya iklan dan program acara lokal mudah diterima audien karena adanya kedekatan sosial dan budaya. Dari sisi pengiklan adanya iklan yang diadaptasi ke lokal maka iklan yang dipasang menjadi efektif karena pesan yang disampaikan akan lebih mudah sampai.
• Adanya Quota iklan pada setiap acara akan menjadikan adanya kepastian pola siaran berakibat dari sisi audien keberadaan iklan akan menciptakan pola menonton yang nyaman. Keuntungan bagi pengiklan, akan lebih mudah untuk merencanakan anggaran iklan mereka.
• Dengan adanya riset dan pengembangan terhadap setiap acara yang ditayangkan dari sisi audien akan membuat terpenuhinya selera acara yang diinginkan.Dari sisi pengiklan akan lebih mengetahui karakteristik target sasaran iklan mereka.
• Adanya virtual integration diantara TV lokal akan memudahkan pemasang iklan dalam pemasangan iklan sesuai target market mereka secara efektif.
• Adanya Ad-Impact Index bagi pemasang iklan akan bisa mengukur sejauh mana efektivitas iklan mereka dengan pertumbuhan bisnis mereka.
• Dengan pemanfaatan teknologi digital bagi audien akan memberikan kepuasan terhadap kualitas siaran yang dipancarkan. Demikian juga bagi pengiklan, materi iklan mereka secara maksimal tersampaikan ke audien dengan baik dan secara digital hasil penayangan iklan dapat di monitor oleh mereka.
Perspektif Proses Bisnis Internal terhadap Komponen BOS
• Dengan adanya sasaran segementasi yang jelas serta konsisten dari segi operasional dan proses kreatif, acara dan materi siaran akan lebih fokus. Program acara akan tergarap dengan baik, demikian juga dengan kualitas dan kuantitas tercapai.
• Dengan iklan lokal proses kreatif terus berjalan, dengan kegiatan pada departemen produksi khususnya bagian adaptasi program akan semakin berkembang dan kedepan bagian produksi dapat menjadi profit center dimana hasil produksinya bukan saja dipakai oleh stasiun sendiri bahkan bisa melebar ke TV lainnya.
• Dengan adanya penerapan quota iklan bagian operasional siaran akan tetap terjaga dengan format siaran yang selalu tetap. Hal ini akan memberikan kepastian mengenai durasi siaran dan isi siaran lebih berbobot.
• Format siaran yang tetap akan memberikan kemudahan pula pada proses implementasi sistem jaringan tv dimana slot iklan dan durasi acara yang tetap mempermudah stasiun jaringan mengatur dan mengadaptasi kepada format siaran setiap anggota jaringan TV.
• Program siaran yang tidak terpaku pada system rating akan memberikan keleluasaan pada produser dalam memproduksi programnya. Tidak ada efek “aji mumpung” dimana program siaran yang mempunyai rating tinggi di “genjot” durasi semaksimal mungkin untuk mendapatkan sponsor sebanyak-banyaknya yang berakibat sering terjadi pemaksaan kreativitas yang akan menurunkan kualitas program acara.
• Terciptanya hubungan yang dekat secara organisasi perusahaan antara anggota TV jaringan akan mempermudah dalam mengkoordinasikan target program yang akan dicapai dan sistem administrasi pengelolaan iklan didalamnya. Sehingga TV anggota jaringan yang jauh dari Jakarta sebagai pusat transaksi pun akan mendapatkan pangsa pasar.
• Dengan sistem digital siaran akan mempermudah pengintegrasian sistem siaran kedalam sistem data base siaran menjadi sistem administrasi otomat.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan terhadap Komponen BOS
• Dengan Blue Ocean Strategy setiap karyawan akan dituntut memiliki kemampuan inovasi dan kreatitivitas serta produktivitas yang tinggi untuk menghasilkan sesuai segmentasi dan target output yang diharapkan. Karena itu pelatihan dan pendidikan bagi karyawan sangat dibutuhkan, apalagi dengan adanya kemajuan teknologi digital setiap karyawan dituntut untuk menguasainya sesuai bidangnya.
• Tim kerja yang solid akan tumbuh ketika target kerja karyawan fokus pada kualitas dan idealisme kreatif mereka bukan pada selera pasar. Hasil akhir produk program siaran akan lebih berbobot bahkan mempunyai nilai “corporate social responsibility” yaitu audien yang menonton program tidak dibodohi, adanya unsur pendidikan dan moral story yang terkandung dalam program acara yang mudah dicerna karena ada unsur “local content”.
• Proses kreativitas dan idealisme akan terus mengalir dari setiap anggota tim seiring dengan tertampungnya aspirasi dan ide mereka dalam setiap karya-karya mereka. Proses pembelajaran dan perkembangan juga terjadi didalamnya dimana dengan komunikasi yang terjalin diantara anggota tim akan mempermudah terjadinya proses transfer pengetahuan dan keahlian dari anggota tim senior kepada yang lebih junior pada setiap aktivitas mereka.
5. KESIMPULAN
Dalam kondisi industri penyiaran dengan tingkat persaingan sangat tinggi diperlukan sebuah terobosan agar industri ini tetap sehat dan mampu bertahan. Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Teknologi Informasi dengan pendekatan Blue Ocean Strategy-Balanced Scorecard (BOS-BSC) menjawab kebutuhan akan perencanaan strategis SI/TI pada industri ini. Pendekatan terintegrasi antara strategi bisnis Blue Ocean Strategy dengan Balanced Scorecard menghasilkan Perencanaan Strategis SI/TI (PSSI) yang komprehensif sehingga cocok digunakan pada industri penyiaran TV.
Hasil kajian menyimpulkan inovasi merupakan faktor yang strategis dalam meningkatkan keunggulan kompetitif. Pada kajian ini ditemukan pula bahwa pelaku industri industri TV di Indonesia terjebak dalam persaingan yang “berdarah-darah” akibat faktor pengukuran keberhasilan program mereka dalam ukuran rating audience. Dari hasil pengamatan, Rating belum menunjukkan kenyataan yang sesungguhnya tentang keberhasilan sebuah program baik dari sisi pengiklan maupun audien. Sehubungan dengan hal itu Blue Ocean Strategy merupakan salah satu pilihan strategi bisnis ini untuk keluar dari kondisi tersebut. Formulasi BOS mendapatkan salah satu komponen sebagai solusi pengganti rating yang disebut Ad-Impact Index yaitu sebuah index yang menunjukkan ukuran kualitatif pengaruh iklan yang dipasang di stasiun TV terhadap target pemasangan iklan seperti penjualan meningkat, tingkat kesadaran konsumen naik dan lain sebagainya. Untuk ukuran tingkat kepuasan audien diukur secara kualitatif yaitu melalui survei. Solusi tersebut di integrasikan kedalam BSC untuk mendapatkan sebuah Perencanaan Strategis Sistem Informasi yang lebih fokus, serta komprehensif serta dinamis yang sesuai dengan karakteristik TV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar